BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Friday 16 September 2011

AIR MATA RASULULLAH SAW

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak
mengizinkannya masuk,,

"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan dan
menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini
aku melihatnya," tutur
Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu
hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan
sementara, dialah
yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul
maut," kata Rasulullah,

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut
datang menghampiri,
tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia
ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?"
Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah
menanti ruhmu. Semua
syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata
Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega,
matanya masih penuh
kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya
Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah
mendengar Allah berfirman
kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali
umat Muhammad telah
berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah
bersimbah peluh,
urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit
sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
Jibril?" Tanya
Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah
direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh,
karena sakit yang tidak
tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini,
timpakan saja semua
siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan
Rasulullah mulai dingin,
kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali segera mendekatkan
telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat
aimanuku - peliharalah
shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali
mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummatii,
ummatiii?"  ~  "Umatku, umatku, umatku" . . . ...
bisikan kasih Rasullulah

-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi
sinaran itu. .
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim
'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita..

Wahai umat, berbuatlah kebajikan dan ingatlah
junjungan kita
Muhammad s.a.w., berselawatlah ke atasnya dalam
kefanaan
duniawi.. sesungguhnya mati itu benar, mungkar nangkir
itu benar,
siksaan dan kebangkitan dari kubur itu benar, syurga
neraka itu benar..
tiada yg mendustakan selain ianya adalah benar...

Renungan :

Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar
timbul kesadaran untuk
mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencintai kita.

Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana
belaka..
Aminn... Yarabbilaallamin. Astagfirullahhal-azzimm. .
..

Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih
banyak yang menyayangimu di
dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena
tiada lagi yang mengasihmu diakhirat.

Alluhummasollialla Saidina Muhammad.. waalla alihi wasohbihi ajmain...

0 comments: